Di daerah Saya, Panjalu, tepatnya di situ Panjalu, banyak sekali para penziarah dari berbagai pelosok Jawa, hendak berziarah kubur di sekitar pemakaman keramat yang letaknya di tengah danau/situ tersebut. Namun sudahkan cara ziarah kubur kita sesuai sunnah Nabi ? Berikut ini, beberapa hal yang perlu Anda tahu perihal praktek ziarah kubur yang sesuai dengan syari'at Islam dan jauh dari sifat kemusyrikan.
Tujuan
Mengambil pelajaran, melembutkan hati, mengingatkan kematian dan mengingatkan tentang akan adanya hari akhirat serta memberikan manfaat bagi penghuni kubur berupa do’a dari penziarah kubur dengan berbagai lafadz yang terdapat dalam hadits Nabi.
Menjauhkan ucapan dan perbuatan batil
Maksudnya menjauhi perbuatan baik ucapan maupun gerak-gerik yang menyerempet ke arah kemusrikan seperti minta ke ahli kubur, menangis meraung-raung, mengusap-ngusap atau mencium batu nisan/makam, atau sujud didepan kuburan.
Tidak menjadikan kuburan sebagai mesjid
Artinya kuburan cukup dipakai sewajarnya sebagai tempat ziarah, bukan dipakai sebagai tempat utama untuk melakukan shalat dan bentuk ibadah lainnya yang mengalahkan ramainya ibadah di mesjid.
Tidak mengkhususkan waktu tertentu untuk ziarah kubur
Tidak ada hari atau bulan tertentu yang dikhususkan untuk berziarah kubur, bebas dan sewajarnya.
Pakai adab dan sopan santun
Walaupun sudah meninggal, maka tetap memakai adab dan sopan santun ketika berziarah, misalnya membaca salam ketika datang dan pergi, tidak memakai sendal/sepatu, tidak duduk atau jalan-jalan di atas kuburan, berdoa sesuai tuntutan syar'i dan lain sebagainya.
Demikianlah cara ziarah kubur sesuai sunnah, mudah-mudahan kita terhindar dari praktek yang menyalahi aturan dalam agama Islam sehingga jauh dari kemusyrikan.
Tag :
Agama